Bahasa
Inggris telah menjadi bahasa dunia yang mendominasi era komunikasi untuk
menghubungkan dan mentransfer ilmu ke seluruh dunia. Seperti yang dikatakan
oleh Fromkin, “English has been called ‘the lingua franca of the world’” (1990:
259). Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama (the
first foreign language). Kedudukan tersebut berbeda dengan bahasa kedua.
Mustafa (2007) dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa kedua adalah bahasa yang
dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut digunakan
dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa
negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial. Penelitian
menyatakan kebermanfaatan menguasai bahasa asing lebih dini, dinyatakan Mustafa
(2007), bahwa anak yang menguasai bahasa asing memiliki kelebihan dalam hal
intelektual yang fleksibel, keterampilan akademik, berbahasa dan sosial. Selain
itu, anak akan memiliki kesiapan memasuki suatu konteks pergaulan dengan
berbagai bahasa dan budaya.
Periode
paling sensitif terhadap bahasa dalam kehidupan seseorang adalah antara umur
dua sampai tujuh tahun. Segala macam aspek dalam berbahasa harus diperkenalkan
kepada anak sebelum masa sensitif ini berakhir. Pada periode sensitif ini sangat
penting diperkenalkan cara berbahasa yang baik dan benar, karena keahlian ini sangat
berguna untuk berkomunikasi dengan lingkungannya (Maria Montessori,1991). Berdasarkan
teori tersebut, adalah tepat jika bahasa Inggris mulai diperkenalkan kepada anak
sedini mungkin. Mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia,
maka proses pembelajarannya harus dilakukan secara bertahap. Pemilihan materi
yang sesuai dengan usia anak dan juga efektif untuk perkembangan kognitif bahasa
anak serta situasi belajar yang menyenangkan haruslah menjadi perhatian utama dalam
berhasilnya suatu proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran bahasa
Inggris pada anak usia dini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain:
1. Guru yang
berkualitas, guru yang dapat menghidupkan proses kegiatan belajar mengajar.
2. Sumber dan
fasilitas pembelajaran yang memadai dan memenuhi syarat (adekuat).
3. Kurikulum
yang baik, sederhana, dan menarik (atraktif).
Di sisi lain
perlu dipahami bahwa usia dini adalah usia bermain. Setiap anak adalah pribadi
yang unik dan dunia bermain merupakan kegiatan yang serius namun mengasyikan
bagi mereka. Maka pendekatan yang tepat perlu diciptakan oleh seorang pendidik
agar proses pembelajaran bahasa Inggris lebih menarik dan menyenangkan tanpa
meninggalkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Pendekatan yang digunakan
hendaknya sejalan dengan tujuan pengenalan bahasa pada umumnya. Tujuan tersebut
ialah supaya anak dapat memahami cara berbahasa yang baik dan benar, berani
mengungkapkan ide atau pendapatnya dan dapat berkomunikasi dengan
lingkungannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris banyak metode dan teknik yang
dapat digunakan, diantaranya melalui:
a. Story Telling
(Bercerita)
b. Role Play
(Bermain Peran)
c. Art and
Crafts (Seni dan Kerajinan Tangan)
d. Games
(Permainan),
e. Show and
Tell,
f. Music and
Movement (Gerak dan Lagu) dimana termasuk di dalamnya
− Singing
(Nyanyian)
− Chants and
Rhymes (Nyanyian Pendek dan Sajak), dan sebagainya.
Metode
dan teknik yang hendak digunakan sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan
kemampuan yang ingin dicapai. Profesionalisme seorang pendidik di dalam mengembangkan
dan memanfaatkan metode dan teknik tersebut sangatlah dibutuhkan agar proses
belajar mengajar dapat berjalan lebih baik. Metode dan proses pengajaran dalam
konteks yang komunikatif meliputi konteks situasi sosial, kultural, permainan, nyanyian
dan musik, pembacaan cerita, pengalaman-pengalaman kesenian, kerajinan dan
mengutamakan gerakan fisik adalah metode yang sangat sesuai dan efektif jika digunakan
dalam proses belajar bahasa Inggris khususnya bagi anak usia dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar